Malam yang larut ini seakan menapar pipiku
Saat bulan redup dan matahari pun terbenam
Aku tetap disini
Menunggu hamparan puing demi puing logam uang receh
Menengadahkan kedua tanganku hanya untuk sesuap nasi
Hujan air dari langit sama saja seperti hujan dari mataku
Mengais rezeki dan menolak tuduhan buruk bagi kami
Seakan setiap hari itu yang kami lakukan
Siapa bilang kami mau seperti ini
Kami hanya tidak dapat melakukan hal yang lebih baik dari ini
Kalian tau, sebenarnya kami ingin marah dengan keadaan
Namun itu hanya sebuah ilusi kami belaka
Kami berharap ada sentuhan kasih sayang baru dari bapak-bapak petinggi kami
Tapi sampai hari ini kami masih susah untuk makan bahkan tidur pun diselimutkan jalan raya
Satu impian manis kami
Wahai sang pemurah boleh kah kami bersekolah, hanya itu yang kami pinta
Wahai sang bapak-bapak negri gelap ini
0 Comments:
Post a Comment