Di sinilah tempatnya para pembaca baik dari dalam maupun penutur asing menikmati sastra Indonesia, mencari dan berbagi informasi.

Minggu, Juli 27, 2008

Jalanan pelita hidupku

Malam yang larut ini seakan menapar pipiku

Saat bulan redup dan matahari pun terbenam

Aku tetap disini

Menunggu hamparan puing demi puing logam uang receh

Menengadahkan kedua tanganku hanya untuk sesuap nasi



Hujan air dari langit sama saja seperti hujan dari mataku

Mengais rezeki dan menolak tuduhan buruk bagi kami

Seakan setiap hari itu yang kami lakukan

Siapa bilang kami mau seperti ini

Kami hanya tidak dapat melakukan hal yang lebih baik dari ini



Kalian tau, sebenarnya kami ingin marah dengan keadaan

Namun itu hanya sebuah ilusi kami belaka

Kami berharap ada sentuhan kasih sayang baru dari bapak-bapak petinggi kami

Tapi sampai hari ini kami masih susah untuk makan bahkan tidur pun diselimutkan jalan raya

Satu impian manis kami

Wahai sang pemurah boleh kah kami bersekolah, hanya itu yang kami pinta

Wahai sang bapak-bapak negri gelap ini

0 Comments:

.:: Klik Iklan Di Bawah Ini ::.

klik iklan ini

Kolom Diskusi


Free chat widget @ ShoutMix